KOMPOS CACING TANAH

KOMPOS CACING TANAH

Kompos cacing tanah atau terkenal dengan Casting yaitu proses pengomposan juga dapat melibatkan organisme makro seperti cacing tanah. Walaupun sebagian besar proses penguraian dilakukan oleh mikroorganisme, tetapi kehadiran cacing tanah dapat membantu proses tersebut karena bahan-bahan yang akan diurai oleh mikroorganisme telah diurai terlebih dahulu oleh cacing. Dengan demikian kerja mikroorganisme lebih efektif dan lebih cepat.

Casting ini mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organik yang dimakan oleh cacing dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan casting tergantung pada bahan organik dan jenis cacingnya. Namun umumnya casting mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor, mineral dan vitamin. Karena mempunyai kandungan unsur hara yang lengkap, apalagi kandungan C/N kurang dari 20 maka casting dapat dipergunakan sebagai pupuk. 

MENGENAL CACING TANAH

Cacing tanah adalah hewan vertebrata yang hidup di tempat yang lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung. Kelembaban ini penting untuk mempertahankan cadangan air dalam tubuhnya. Kelembaban yang dikehendaki sekitar 60 -90 %. Selain tempat yang lembab, kondisi tanah juga mempengaruhi kehidupan cacing seperti pH tanah, temperatur, aerasi, CO2, bahan organik, jenis tanah, dan suplai makanan. Diantara 7 faktor tersebuh pH dan bahan organik merupakan 2 faktor yang sangat penting. Kisaran pH yang optimal sekitar 6,5 – 8,5. Adapun suhu ideal menurut beberapa hasil penelitian adalah berkisar antara 21 – 30 derajat celcius.

Cacing yang dapat mempercepat proses pengomposan sebaiknya yang cepat berkembang biak, tahan hidup dalam limbah organik, dan tidak liar. Cacing yang cocok yaitu Lumbricus Rubellus, Eissenia Foetida dan Pheretima Asiatica.

Cacing ini hidup dengan menguraikan bahan organik bahan organik ini menjadi bahan makanan bagi cacing. Untuk memberikan kelembaban pada media bahan organik perlu ditambahkan kotoran ternak atau pupuk kandang. Selain memberikan kelembaban pupuk kandang juga menambah karbohidrat, terutama selulosa dan merangsang kehadiran mikroba yang menjadi makanan cacing tanah.

CARA MEMPEROLEH BIBIT CACING

Dalam pembuatan casting penyediaan bibit cacing merupakan hal yang paling utama. Bibit ini dapat diperoleh di peternak cacing. Dengan membeli di peternak, cacing yang diperoleh talah jelas jenis, umur dan beratnya. Di peternak cacing di jual per kg.

CARA PEMBUATAN CASTING

A.     Pengadaan Cacing tanah

Jumlah cacing yang diperlukan belum ada patokannya. Ada yang menggunakan pedoman bahwa setiap meter persegi menggunakan ketebalan media 5 – 10 cm dibutuhkan sekitar 2.000 ekor cacing tanah. Dalam 1 hari cacing tanah akan memakan makanan seberat tubuhnya. Misalnya bobot cacing I gram maka dalam sehari dia akan memakan 1 gram makanan.

B.      Bahan

Bahan yang dipergunakan berupa limbah organic yang berupa sisa sayur-sayuran, daun-daunan, atau kotoran hewan. Sehingga cara pengomposan ini dapat memberikan keuntungan yaitu dapat mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organic, dan menghasilkan cacing yang menjadi sumber protein hewani bila digunakan sebagai pakan ternak.

Bahan organic ini tidak dapat langsung digunakan atau diberikan kepada cacing tetapi harus dikomposkan atau difermentasikan. Yaitu dengan cara dibiarkan selama 1 minggu.

C.      Wadah

Wadah yang digunakan untuk budidaya cacing maupun pembuatan casting dapat berupa kayu atau plastik atau hanya berupa lubang-lubang dalam tanah. Perlu diperhatikan wadah-wadah tersebut jangan berupa logam atau alumuniumyang dapat membahayakan cacing. Beberapa bahan dan ukuran yang dapar dipergunakan untuk wadah budidaya cacing yaitu : kotak kayu 60 x 45 x 15 cm. bak plastik berukuran 40 x 30 x 15 cm. drum berdiameter 100 cm tinggi 45 cm.

D.     Proses Pengomposan

1.      Limbah organik atau sampah daun atau sayur-sayuran sisa ditumpuk dan dibiarkan agar gas yang dihasilkan hilang. Tumpukan itu disiram air setiap hari dan dibalik minimal 3 hari sekali. Proses ini dilakukan selama 1 minggu.

2.      Setelah sampah tidak panas tempatkan pada wadah yang telah disediakan. Akan lebih baik bila ditambahkan dengan kotoran hewan yang tidak baru dan tidak kadaluwarsa. Pencampuran kotoran hewan ini dimaksudkan agar menambah bahan makanan untuk cacing dan menambah unsur hara bagi pupuk yang dihasilkan. Setiap hari ditambahkan kotoran hewan yang telah diencerkan sebagai makanan tambahan cacing seberat cacing yang dipelihara. Misal cacing 1 kg maka makanan yang ditambahkan juga  1 kg.

3.      Proses pengomposan ini diakhiri setelah bahan menjadi remah dan terdapat butir-butir kecil lonjong yang sebenarnya merupakan kotoran cacing. Hasil kompos ini juga tidak berbau.

4.      Setelah casting jadi, cacing dipisahkan dari casting secara manual yaitu dengan bantuan tangan. Hasil casting dikering anginkan sebelum dikemas.

Kompos cacing tanah atau casting dari proses ini ternyata mengandung komponen biologis dan komponen khemis. Komponen biologis yang terkandung yaitu bakteri Actinomycetes, jamur dan zat pengatur tumbuh (giberalin, sitokinin dan auksin) adapun komponen kimianya yaitu : pH 6,5-7,4 . Nitrogen 1,1 – 4 %, fosfor 0,3 – 3,5 %, kalium 0,2 – 2,1%, belerang 0,24 – 0,63 %.

Dari hasil laboratorium, casting yang dihasilkan dari kotoran kerbau mempunyai kandungan sebagai berikut :

Kadar lengas (%) 2mm	: 10.286
Kadar lengas (%) 0,5 mm	: 10,1
C (%)	: 39,532
BO (%)	: 68,158
N total (%)	: 1,182
P total (ppm P)	: 456,748
K total (%)	: 1,504
Ca total (%)	: 0,208
MG total (%)	: 0,048
Zn (ppm)	: 174.032
Fe (%)	: 1.174
Humat (%)	: 0,952
Fulfat (%)	:0,626